TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN
EKARISTI:
Bagian 1 : RITUS PEMBUKA
Bertujuan mempersatukan umat yang
berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah danmerayakan
Ekaristi dengan layak.
Ritus pembuka terdiri atas beberapa
bagian :
1. Perarakan masuk (berdiri):
tujuan untuk membuka misa, membina
kesatuan umat, mengantar masuk misteri iman sesuai dengan masa liturgi,
mengiringi perarakan imam beserta pembantunya
2. Pendupaan & Penghormatan
Altar :
• Imam (mewakili umat) menghormati altar dengan
mencium altar.
• Pendupaan diadakan untuk hari-hari besar / hari
khusus. Imam mengisi dupa & memberkati dengan membuat tanda salib.
Pendupaan itu untuk penghormatan pada Sakramen Mahakudus, reliqui salib/patung
Tuhan, bahanpersembahan, Kitab Injil,lilin paskah, imam dan jemaat.
3. Tanda Salib :
Imam mulai perayaan ekaristi dengan
membuat tanda salib “Dalam (Demi) nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”. Umat membuat
tanda salib dan menjawab “Amin”. TANDA SALIB menyatakan 2 pengakuan iman-Tanda
Keselamatan kita, yakni Salib Kristus, Kekuatan dan kemegahan orang Kristen
terletak pada “salib Tuhan kitaYesus Kristus” (Gal 6:14)
Mengenang pembaptisan kita, dengan
menyebut Allah Tritunggal. Oleh karena itu setiap kita membuat tanda salib
sebenarnya menghubungkan kita dengan Sakramen Baptis.
4. Salam :
Imam menyampaikan salam dengan
mengatakan “Tuhan sertamu” dan umat menjawab “ Dan sertamu juga”, menyatakan
bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah umat yang hadir.
5. Pengantar :
Imam mengarahkan umat kepadainti
bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.
6. Tobat (berlutut) :
umat menyampaikan penyesalan dan
pertobatan atas dosa dan kesalahan pada Tuhan dan sesama. Ada beberapa rumusan
pernyataan tobat, salah satunya “Saya mengaku kapada Allah yang Maha Kuasa...” dan
kemudian imam memberikan ABSOLUSI / PENGAMPUNAN dengan menjawab “Semoga Allah
yang Mahakuas mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke
hidup yang kekal”. Absolusi / Pengampunan ini tidak memiliki kuasa yang sama
dengan pengampunan pada Sakramen Tobat.
7. Tuhan Kasihanilah:
seruan / litani untuk mohon belas
kasih Tuhan, yang diteladankan dua orang buta yang disembuhkan Yesus (lih Mat
9:27).
8. Kemuliaan (berdiri):
madah untuk memuji dan memuliakan
Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus.
9. Doa Pembukaan :
diawali dengan waktu hening untuk
menyadari kehadiran Tuhan, mengungkapan
permohonan kita dalam hati, kemudian Imam menggabungkan seluruh doa dengan ujud
doa pada misa tersebut.
Bagian 2 : LITURGI SABDA
Terbagi menjadi 2 struktur : Allah
yang bersabda dan Umat yang menanggapi. Merupakan dialog perjumpaan antara Allah
yang bersabda dan umat yang menanggapi (mazmur tanggapan)
1. Bacaan Pertama (duduk) :
Bacaan Pertama diambil dari Kitab
Suci Perjanjian Lama. Bacaan pertama ada hubungannya dengan Injil hari itu ; tujuannya
memberi latar belakang sehingga menambah pengertian/ pemahaman sejarah
keselamatan Allah dari perjanjian lama dan berpuncak pada Yesus yang di
wartakan dalam Injil.
2. Mazmur Tanggapan (duduk)
Merupakan tanggapan umat atas Sabda
Allah yang baru diwartakan. Biasanya dinyanyikan yang diilhami oleh Allah sendiri
karena diambil dari Kitab Mazmur dan umat menyanyikan dibagian refren.
3. Bacaan Kedua (duduk)
Bacaan Kedua biasanya diambil dari
tulisan / surat di perjanjian baru, misalnya salah satu surat Rasul Paulus dll.
Bacaan kedua mewartakan iman akan Yesus menurut konteks Gereja Perdana. Bacaan
kedua bertujuanmempersiapkan umat pada puncak perayaan sabda yakni Injil.
4. Alleluya / Bait Pengantar Injil (berdiri)
Tujuan untuk mempersiapkan umat
untuk mendengarkan bacaan Injil, umat menyanyikan “ALLELUYA” artinya Terpujilah
Tuhan, yang mengingatkan pujian atas Tuhan yang bangkit / Paskah. Semua umat
berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Allah.
5. Injil (berdiri)
Merupakan puncak Liturgi Sabda.
Gereja percaya bahwa Kristus "hadir dalam sabda-Nya, karena Ia sendirilah
yang bersabda ketika Kitab Suci dibacakan di gereja". Oleh karena itu,
bacaan injil mempunyai beberapa keistimewaan :
• Dibacakan oleh imam / diakon dan umat berdiri.
• Injil di hormati dengan pendupaan (untuk hari
raya/ pesta)
• Sebelum bacaan injil ada dialog antara imam
& umat : "Tuhan sertamu” dan umat menjawab “Dan sertamu juga”.
• Kemudian Imam berkata, "Inilah Injil Yesus
Kristus menurut (Lukas / Matius / Markus /Yohanes)” dan umat menjawab
“Dimuliakanlah Tuhan”, sambil membuat TANDA SALIB di kening, bibir dan hati
dengan ibu jarinya, kita bisa ungkapkan dalam hati “SabdaMu, ya Tuhan kami
pikirkan dan renungkan (tanda salib dikening), kami wartakan (tanda salib
dimulut), dan kami resapkan dalam hati (tanda salib didada/hati).
6. Homili (duduk)
Homili dimaksudkan untuk mewartakan
dan mendalami sabda Allah / misteri iman yang bertolak dari bacaan / tema yang
baru dibacakan, de
ngan bahasa / situasi umat yang
dihadapi saat ini sehingga dapat memperteguh iman umat.
7. Syahadat–Doa Aku Percaya (berdiri)
Merupakan pernyataan iman seluruh
umat, sekaligus meng-AMIN kan bacaan dan homili yang telah kita dengarkansebelumnya.
8. Doa Umat (berdiri)
Adalah doa seluruh umat beriman
bukan hanya untuk kepenting diri sendiri dan kelompok, melainkan doa untuk seluruh
Gereja semesta. Biasanya doa umat mencakup : doa bagi Gereja, negara dan
pemimpin masyarakat, bagiorang-orang dengan kepentingan khusus dan bagi
kepentingan umat paroki. JIka di beri waktu hening, kita pun dapat mendoakan
doa kita dalam hati. Ditiap doa umat menjawab “Kabulkanlah doa kami, ya
Tuhan."
Biasanya doa dibuka & ditutup
oleh imam / prodiakon, kemudian tiap doa didoakan oleh lector/pembaca.
Bagian 3 : LITURGI EKARISTI
1. PERSEMBAHAN (duduk)
A. Kolekte
Persembahan umat diwujudkan dalam
KOLEKTE (pengumpulan uang). Kolekte bukan bertujuan untuk membebani umat /
memperkaya gereja / memperkaya imam. Kolekte adalah bentuk partisipasi umat
bukan hanya untuk keperluan roti dan anggur yang akan di ubah menjadi Tubuh dan
Darah Kristus, tapi yang lebih utama adalah UNGKAPAN SYUKUR atas kebaikan
Allah. Uang hasil kolekte dipakai untuk berbagai keperluan gereja dan kepedulian
kita terhadap orang miskin. Selama kantong kolekte diedarkan, Imam
mempersiapkan altar, mendoakan persembahan yang ada di altar agarpantas
diterima Tuhan, Imam berdoa agar diriNya pantas untuk mempersembahkan Tubuh dan
Darah Kristus sambilmembasuh tangan tanda penyucian.
B. Doa Persiapan Persembahan
Selanjutnya Imam mengajak umat untuk
berdoa “Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselematan
kita serta seluruh umat yang kudus” dan umat menjawab "Amin” atas Doa
Persiapan Persembah
an dan berlutut / berdiri untuk
mengikuti Doa Syukur Agung.
2. DOA SYUKUR AGUNG (berlutut)
Doa Syukur Agung (disingkat DSA)
adalah puncak perayaan Misa dan inti iman kita. DSA merupakan suatu doa syukurdan
pengudusan. Bagian-bagian yang paling penting dalam Doa Syukur Agung ialah:
A. Prefasi (berdiri) :
artinya doa yang mengiringi kurban,
sebagai bentuk ucapan syukur atas seluruh karya penyelamatan Nya.-Imam
mengawali dengan "Tuhan bersamamu." Dan di jawab “Dan sertamu juga”-Imam
mengajak untuk lebih fokus / mengarahkan perhatikan/hati kita seluruhnya kepada
misteri iman : “Marilahmengarahkan hati kepada Tuhan”, umat menjawab “Sudah
kami arahkan”-Imam mengundang umat untuk bersyukur kepada Tuhan “Marilah
bersyukur kepada Tuhan Allah kita”, umat menjawab : "Sudah kami arahkan."
Sesudah dialog, imam melanjutkan
dengan doa intinya pujian syukur dan memuji karya agung Allah yang menyelamatkan
manusia
B. Menyanyikan / menyerukan KUDUS :
menyatakan betapa luar biasanya
Allah kita "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa, surga dan
bumi penuh kemuliaan-Mu."
C. Mendoakan Doa Syukur Agung (berlutut).
Dalam TPE ada 10 jenis Doa Syukur
Agung dan dipilih salah satu sesuai dengan tema perayaan). Doa Syukur Agung diucapkan
oleh imam saja. Bagian-bagian dari Doa Syukur Agung:
- Diawali doa permohonan agar Roh Kudus
menguduskan roti dan anggur
- Bagian terpenting : kisah institusi dan
konsekrasi, yaitu perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus
secara transsubstansial. Kisah ini mengutip ucapan dan tindakan Yesus pada
Perjamuan Terakhir yaitu
"Terimalah dan makanlah. Inilah TubuhKu
yang diserahkan bagimu" dan "Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu,
darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan semua orang demi
pengampunan kekal. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku." Di situ Kristus
mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur, dan
memberikannya kepada para rasul untuk dimakan dan diminum, Kalimat
"Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku", yang menjadi dasar terselenggaranya
Perayaan Ekaristi hingga saat ini.
- Setelah konsekrasi diucapkan/dinyanyikan
anamnesis, menyatakan tiga misteri iman Kristen: kematian Kristus, kebangkitan
Kristus dan kedatanganNya kembali.
- Dilanjutkan dengan doa dengan ujud khusus:
bagi arwah, para orang kudus, pimpinan gereja mulai paus, uskup,imam hingga
umat biasa. Ini kelebihan orang katolik dibandingkan orang kristen, yaitu
Gereja Katolik selalu mendoakan para leluhur yang sudah meninggal agar
mendapatkan pengampunan dosa & kehidupan kekal.
- Doa Syukur Agung ditutup dengan Doksologi,
yaitu pujian kepada Allah, Imam mengangkat piala dan hosti sambil
mengucapkan "Dengan pengantaraan
Kristus, bersama Dia dan dalam DIa, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala
masa" dan umat berkata "Amin".
3. BAPA KAMI (berdiri)
Kita mempersiapkan diri untuk makan
dan minum di meja perjamuan Tuhan dengan kata-kata yang diajarkan oleh Yesus
"Berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti
kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
4. DOA DAMAI (berdiri)
Komuni (dari bahasa Latin 'communio'
= persekutuan) adalah sumber rekonsiliasi serta persekutuan kita dengan Tuhan
dan dengan seluruh umat, oleh karena itu sebelum menerima komuni, Imam mengajak
umat berjabat tangan kepada umat di sekeliling kita sebagai tanda damai &
cinta kasih, sambil menyanyikan lagu “Salam Damai”.
5. PEMECAHAN ROTI diiringi Anak
Domba Allah (berlutut)
Imam memecahkan Hosti diiringi
dengan lagu Anak Domba Allah.
Pemecahan roti menandakan bahwa umat
beriman yang banyak itu menjadi satu (1 Kor 10:17) karena menyambut komuni dari
roti vang satu, yakni Kristus sendiri, yang wafat dan bangkit demi keselamatan
dunia.
6. KOMUNI
- Komuni diawali dengan Imam mengangkat tinggi
hosti dan piala anggur yang telah dikonsekrasikan sambal mengucapkan
"Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita
yang diundang ke perjamuannya" dan umat menjawab "Ya Tuhan,saya tidak
pantas Tuhan datang pada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan
sembuh", kemudian Imam berkata "Tubuh dan Darah Kristus", dan
ditanggapi oleh umat dengan berkata "Amin". Kalimat ini mengutip
kalimat tanda iman dari perwira kapernaum yang memohon penyembuhandari Yesus
(lihat Mat 8:8). Iman ini pula yang kita teladani, dengan menerima Tubuh
Kristus, kita pun disembuhkan!
- Imam menerima komuninya, kemudian
memberikannya prodiakon, putra altar, putri sakristi dan kemudian kepadaumat
lainnya.
- Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa
atau dua rupa dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara satu rupa (hanya menerima Hosti) maupun
dua rupa (menerima Hosti dan Anggur).
- Pembagi komuni akan mengucapkan "Tubuh
Kristus" dan penerima komuni menjawab "Amin" dengan sikap hormat.
- Setelah umat menerima komuni, umat kembali ke
tempat duduk dan berdoa secara pribadi. Isi doa pribadi dapat berupa ucapan
syukur & memuji Tuhan karena Tuhan hadir & tinggal dalam hidup kita,
permohonan agar dengan kehadiran Tuhan, kita semakin di beri kekuatan dan
dibimbing terang Roh Kudus. (Lihat Buku Puji Syukur no 211)
7. DOA SESUDAH KOMUNI (berlutut)
Untuk menyempurnakan permohonan umat
Allah, dan sekaligus menutup seluruh ritus komuni, imam memanjatkan doa sesudah
komuni. Dalam doa ini imam mohon, agar misteri yang sudah dirayakan itu
menghasilkan buah.
Bagian 4 : RITUS PENUTUP
1. PENGUMUMAN (duduk)
2. BERKAT & PENGUTUSAN
(berlutut)
Imam memberi berkat dengan menyerukan
Tritunggal Mahakudus sambil memberi berkat- Bapa, Putera dan Roh Kudus - kita
membuat tanda salib. Kemudian imam mengakhiri Misa dengan berkata:
"Marilah pergi! Kita diutus" dan kita jawaban liturgi,
"Amin".
Perutusan merupakan konsekwensi dari
seluruh perayaan. Setelah mendengarkan firman Tuhan, mengamininya,kitapun
dipanggil untuk mewartakannya melalui hidup sehari-hari.
3. PERARAKAN (berdiri)
Seluruh umat memberi hormat kepada
altar. Imam dan para pelayan meninggalkan ruang altar