PENYADARAN TUBUH
Ambilah sikap yang santai dan
tenang. Pejamkan mata.
Sekarang saya akan minta kepada
anda, untuk menyadari perasaan-perasaan tertentu yang anda rasakan pada saat
ini, tetapi tidak anda sadari betul…………….
Sadarilah sentuhan baju pada bahu
anda ……….. ……………………………………
Sadarilah sentuhan kain pada
punggung anda…………………………………………
Sentuhan punggung pada sandaran
kursi, tempat duduk anda…….................................
Lalu sadarilah sentuhan tangan satu
sama lain, atau seperti terletak di pangkuan anda
Lalu sadarilah paha, atau badan
anda yang menekan kursi…………………………….
Sadarilah telapak kaki anda
menyentuh sandal, sepatu…………………………………
Sadarilah sikap anda duduk secara
benar-benar ………………………………………
Sekali lagi: bahu anda………punggung
anda………tangan kanan anda…….tangan kiri anda………...paha anda……….telapak kaki
anda……..
Sekali lagi: ……..punggung …….tangan
kanan……tanagn kiri……paha kanan……. paha kiri………...telapak kaki kanan…….telapak
kaki kiri……..sikap duduk……….
Sekarang anda sendiri berkitar,
bergerak dari bagian satu ke bagian yang lain pada tubuh anda. Jangan berhenti
lebih lama daripada beberapa detik pada setiap bagian: bahu, punggung,
paha,dst. Terus berpindah-pindah dari bagian satu ke bagian yang lain.
Anda boleh berhenti pada bagian-
bagian tubuh yang saya sebutkan, atau pada bagian lain menurut kehendak:
kepala, tengkuk, dada, perut, …… yang penting ialah bahwa anda merasai perasaan
pada setiap bagian, dirasai selama dua detik, lalu terus ganti bagian tubuh
lainnya.
Latihan sederhana ini memberi rasa
santai pada kebanyakan orang. Dalam kelompok-kelompok, yang saya beri latihan
ini untuk pertama kalinya, ada juga orang yang merasa begitu tenang, hingga
tertidur!
Musuh utama dalam doa itu
ketegangan syaraf. Latihan ini menolong anda untuk mengatasi hal itu.
Rumusannya mudah: anda santai, kalau anda mulai memperhatikan rasa, kalau anda
menjadi sadar penuh akan perasaan-perasaan tubuh, Akan suara-suara disekitar
anda, akan pernafasan anda, sesuatu rasa di dalam mulut.
Terlalu banyak orang hidup dengan
kepalanya saja – mereka itu biasanya hanya menyadari pikiran dan angan-angan,
yang berkeliaran dalam kepala, dan kurang sekali menyadari kegiatan indera dan
rasa. Akibatnya, mereka jarang sekali hidup pada saat sekarang ini. Biasanya
mereka selalu ada di masa lampau atau masa mendatang. Ada di masa lalu,
menyesali kekeliruan yang sudah, merasa salah karena dosa yang dulu-dulu,
membanggakan keberhasilan masa lampau, meresahkan rasa tersinggung yang sudah
lampau, disebabkan oleh orang lain. Atau hidup di masa depan, khawatir akan apa
yang mungkin menimpa diri atau adanya urusan yang kurang menyenangkan, atau
juga kebahagiaan nanti, tibanya peristiwa yang dimimpi-mimpikan.
Mengenangkan masa lampau untuk
mengambil manfaat, atau bahkan untuk menikmatinya kembali, dan melihat hari
depan, lebih awal untuk menyusun rencana, itu semua berguna, asal kita tidak
terlalu lama absen meninggalkan masa sekarang ini, waktu yang sedang kita
hadapi. Untuk dapat berhasil dalam doa, mutlak perlu kita mengembangkan
kemampuan berkontak dengan masa sekarang dan mau tinggal di situ pula. Dan
tidak ada cara yang lebih baik untuk hidup dalam masa sekarang dari pada keluar
dari kepala dan kembali kepada rasa.
Rasailah udara panas atau dingin di
sekitar anda. Rasailah angina lembut, yang membelai tubuh anda. Rasailah panas
matahari bersentuhan dengan kulit anda. Rasailah jaringan dan panas dingin
benda, yang anda pegang ……. dan rasai beda-bedanya semua itu.
Rasai bahwa anda mulai hidup, kalau
kembali pada masa sekarang. Sekali anda sudah menguasai cara menyadari lewat
rasa, anda akan heran menemukan perubahan, terutama kalau anda termasuk orang,
yang kerap merisaukan masa mendatang atau menyesali masa lampau.
Sepatah kata tentang keluar dari kepala:
Kepala itu bukan tempat baik untuk berdoa. Bukan tempat jelek untuk mulai doa.
Tetapi bila doa anda terlalu lama tetap ada di sana, lambat-laun akan menjadi
kering, terasa gersang dan menjemukan. Anda harus belajar keluar dari alam
berpikir-pikir dan berbicara, pindah ke alam rasa, sadar, cinta, intuisi.
Itulah alam di mana samadi lahir, dan doa menjadi kekuatan yang merubah, sumber
sukacita dan damai tidak habis-habisnya.
Mungkin juga ada satu-dua orang,
yang selesai menjalankan latihan ini, merasa dirinya tidak menjadi tenang dan
santai, melainkan semakin tegang. Apabila hal ini terjadi, beralihlah pada
penyadaran ketegangan anda. Perhatikan, bagian tubuh mana menjadi tegang.
Perhatikanlah, seperti apa rasa ketegangan itu. Sadarilah bahwa anda menegangkan
diri anda sendiri dan perhatikan sekarang bagaimana itu terjadi.
Kalau saya menggunakan kata
“perhatikanlah”, itu bukan maksudnya untuk kembali pada refleksi, melainkan
pada perasaan dan penyadaran. Saya tidak dapat cukup menekankan, bahwa latihan
ini soal merasai, bukan soal berpikir-pikir. Memang ada orang, yang bila
disuruh menyadari lengan, kaki atau tangannya, nyatanya tidak menyadarinya,
melainkan membuat gambaran anggota tubuh itu dalam pikiran. Mereka tahu tempat
anggota itu dalam tubuh dan mereka menyadari pengetahuan ini. Tetapi mereka
tidak menyadari dan merasai anggota badan itu sendiri. Di mana orang lain
menyadari adanya kaki atau tangan, kesadaran mereka kosong. Yang mereka punyai
hanya gambaran anggota tubuh dalam pikiran.
Cara paling cocok untuk mengatasi
hal ini (dan untuk memastikan bahwa anda tidak menggantikan perasaan badan
dengan gambaran pikiran) sebaiknya anda menyadari perasaan dan bagian-bagian
tubuh itu sebanyak-banyaknya, pada bahu, punggung, paha, tangan, kaki. Ini juga
akan menolong anda untuk menaruh perhatian terhadap orang, yang tidak bisa
merasai anggota tubuhnya, sebab kiranya nanti anda juga akan menemukan, bahwa
hanya sebagian kecil dari tubuh anda tidak berperasaan apa-apa. Sebabnya
perasaan anda sudah dimatikan, karena begitu lama terus-menerus hidup dengan
kepala saja. Permukaan kulit manusia itu penuh dengan reaksi biokemis
bermilyar-milyar, semua ini kita namakan perasaan, dan anda sulit untuk
menemukan beberapa saja. Anda telah mengebalkan diri untuk tidak merasakan
apa-apa – hampir tentu karena pernah mengalami luka atau konflik rasa, yang
lama sudah anda lupakan. Apalagi sekarang daya tangkap dalam kesadaran anda,
daya konsentrasi untuk memusatkan perhatian masih lemah dan belum berkembang.
Nanti pada waktunya saya akan
menjelaskan hubungan latihan ini dengan doa, dan untuk banyak orang, latihan
ini sendiri sudah merupakan salah satu bentuk doa, samadi. Sekarang ini cukup
latihan ini diberikan sebagai persiapan untuk doa dan kontemplasi, jalan untuk
mencapai ketenangan dan keheningan, sebab tanpa itu doa menjadi sukar, bahkan
mustahil.
Sekali lagi pejamkan mata.
Sadarilah perasaan-perasaan di berbagai bagian tubuh anda.
Yang paling baik: tidak memikirkan
bagian-bagian mana dari tubuh anda, seperti “tangan” atau”kaki”
atau”punggung”,tetapi hanya berpindah-pindah dari perasaan satu ke perasaan
lain, dan tidak memberi nama atau tanda apa-apa pada anggota dan indra, selama
anda menyadarinya.
Bila anda didorong untuk bergerak
atau merubah sikap duduk, jangan anda mengikutinya. Hanya sadarilah dorongan
itu dan rasa sakit yang mungkin timbul pada tubuh anda dan menimbulkan dorongan
itu.
Bertahanlah dalam latihan ini
beberapa menit. Anda lambat-laun akan merasa keheningan dalam tubuh anda.
Jangan sengaja berhenti menikmati keheningan itu! Teruskanlah latihan
penyadaran ini dan biar keheningan itu berlangsung terus dengan sendirinya.
Kalau pikiran mulai menyasar,
kembalikanlah pada penyadaran perasaan tubuh, berpindah-pindah dari bagian satu
ke bagian yang lain. Sampai tubuh menjadi tenang lagi dan pikiran bersama tubuh
masuk dalam keheningan, yang membawa damai dan suasana samadi, dekat dengan
Tuhan. Tetapi sekali lagi, jangan sengaja berhenti menikmati keheningannya.
Mengapa tidak boleh menikmati
keheningan selama mengadakan latihan? Menikmati itu santai dan menyenangkan!
Tetapi kalau itu dituruti, ada bahaya anda akan terbius sementara atau memasuki
alam kosong, dan tenggelam dalam biusan ini tidak membawa ke arah semadi dan
kontemplasi.
Di sini ada semacam hipnose, yang
tidak ada hubungannya dengan ketajaman kesadaran atau kontemplasi.
Maka penting sekali, bahwa anda
tidak sengaja mau menciptakan rasa diam dan hening dalam diri anda untuk
menikmatinya kalau timbul. Yang harus diusahakan justru kesadaran, dan tidak
mematikannya dengan pembiusan, meskipun hanya sekedar. Maka meskipun ada
keheningan, dan di dalam keheningan, dan di dalam keheningan sendiri, anda
harus terus berkanjang dalam latihan kesadaran dan membiarkan keheningan dengan
sendirinya berlangsung.
Apakah ada file/softcopy Latihan 18? Trima kasih ya.
Reply