Komunitas Tritunggal MahaKudus
Komunitas Tritunggal MahaKudus
Komunitas “Tritunggal Mahakudus” merupakan sekelompok umat yang
bersama-sama ingin mencapai tujuan hidup kristiani dan berkembang secara
maksimal. Tujuan hidup kristiani tersebut terdapat dalam Mrk. 12:30
“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu”.
Komunitas ini diberi nama “Tritunggal Mahakudus” untuk selalu mengenangkan misteri cinta agung antara Bapa, Putera dan Roh Kudus, yang merupakan dasar dari seluruh hidup orang kristen, serta berusaha menghayatinya.
Komunitas ini diberi nama “Tritunggal Mahakudus” untuk selalu mengenangkan misteri cinta agung antara Bapa, Putera dan Roh Kudus, yang merupakan dasar dari seluruh hidup orang kristen, serta berusaha menghayatinya.
Kapan didirikan ?
Komunitas didirikan oleh Pastor Yohanes Indrakusuma, O.Carm. dengan
diadakannya retret perdana pada tanggal 9-11 Januari 1987. Untuk muda
mudi, pertama kali diadakan pada tahun 1991. Beliau juga mendirikan
komunitas Suster Putri Karmel dan komunitas Frater Carmelite Sancti
Eliae (CSE), yang merupakan saudara dari komunitas Tritunggal Mahakudus.
Mengapa komunitas didirikan ?
Perlunya kader-kader. Kader-kader ini memerlukan suatu komunitas dengan suasana yang mendukung pertumbuhan rohani mereka.
Menjaga kemurnian iman Katolik. Kalau kader-kader itu disatukan dalam satu komunitas, mereka lebih mudah diarahkan dan bisa saling mengontrol.
Komunitas yang terbina baik merupakan perlindungan, sekaligus jaminan.
Menjaga kemurnian iman Katolik. Kalau kader-kader itu disatukan dalam satu komunitas, mereka lebih mudah diarahkan dan bisa saling mengontrol.
Komunitas yang terbina baik merupakan perlindungan, sekaligus jaminan.
Tujuan Komunitas
Komunitas bertujuan membentuk anggota-anggotanya menjadi:
- Murid-murid Kristus yang sejati, yang mengenal Allah secara pribadi dan yang menjadikan Yesus pusat hidup mereka.
- Orang-orang Katholik yang dewasa, yang dapat mempertanggung jawabkan imannya secara dewasa. Orang-orang Katholik yang penuh iman dan Roh Kudus, yang bersandar pada sabda Allah dan yang terbuka terhadap karya dan karunia Roh Kudus dalam segala bentuknya.
- Saksi-saksi Kristus yang meyakinkan, yang dapat memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus dalam lingkungan hidupnya masing-masing, sesuai dengan bakat dan karunia masing-masing.
- Komunitas juga bertujuan membina para anggotanya agar supaya mereka:
- Memiliki semangat pelayanan yang sejati.
- Memberikan pelayanan terpadu dibawah bimbingan uskup, dalam pelbagai bentuknya, sesuai dengan kebutuhan Gereja dan karisma yang diberikan Tuhan kepada mereka.
- Menjadi sungguh-sungguh mampu dan terampil dalam bidang mereka masing-masing, sehingga pelayanan mereka sungguh-sungguh bermanfaat bagi umat Allah dan dapat dipertanggung jawabkan.
Yang diterima sebagai anggota komunitas
Orang-orang Katholik yang sudah dibabtis, baik yang sudah / belum
berkeluarga. Namun dalam kenyataannya lebih diutamakan pada muda-mudi
Katholik.
Para calon babtis dapat diterima sebagai calon anggota, tetapi tidak dapat mengadakan komitmen sebelum dibabtis.
Para calon babtis dapat diterima sebagai calon anggota, tetapi tidak dapat mengadakan komitmen sebelum dibabtis.
Tahap-tahap keanggotaan
Tahap I : Peminat
Waktu : 6 – 12 bulan.
Waktu : 6 – 12 bulan.
Dalam waktu ini mengikuti program tertentu.
Tahap II : Calon
Waktu : 1 – 2 tahun.
Waktu : 1 – 2 tahun.
Ada beberapa program pembinaan dan syarat-syarat tertentu.
Tahap III : Anggota komitmen sementara.
Waktu : paling cepat setelah 1,5 tahun memenuhi persyaratan sampai 3 tahun.
Waktu : paling cepat setelah 1,5 tahun memenuhi persyaratan sampai 3 tahun.
Tahap IV : Anggota penuh.
Waktu : setelah 3 tahun.
Waktu : setelah 3 tahun.
Komitmen Anggota Komunitas
1. Menghadiri pertemuan sel.
2. Menghadiri pertemuan bersama, distrik atau wilayah.
3. Ikut melayani bersama komunitas.
4. Meluangkan waktu untuk doa dan bacaan Kitab Suci minimal sejam sehari. Hal ini dapat dilakukan secara bertahap.
5. Menghadiri perayaan ekaristi harian paling sedikit seminggu sekali.
6. Menerima sakramen tobat secara teratur.
2. Menghadiri pertemuan bersama, distrik atau wilayah.
3. Ikut melayani bersama komunitas.
4. Meluangkan waktu untuk doa dan bacaan Kitab Suci minimal sejam sehari. Hal ini dapat dilakukan secara bertahap.
5. Menghadiri perayaan ekaristi harian paling sedikit seminggu sekali.
6. Menerima sakramen tobat secara teratur.