Sebagai kelanjutan Pembekalan
Prodiakon Paroki Cilacap Periode 2015 - 2018, maka pada tanggal 30 - 31
Mei 2015 diadakan Pembekalan Para Calon Prodiakon baik yang sudah aktif
maupun calon yang baru mau aktif menjadi Prodiakon. Acara Pembekalan
yang dihadiri 65 Orang calon, dilaksanakan di Rumah Retret Kaliori -
Banyumas. Adapun Narasumber ada 4 Romo :
Romo Handy Kristiadi P, Pr mengisi Tema Hirarki Gereja dan Pelayanan Prodiakon
Romo Puryatno, Pr mengisi Tentang Spiritualitas Prodiakon
Romo Mianta, MSC mengisi Tentang Keterlibatan Umat dalam Ekaristi
Romo Vincentius, OMI mengisi untuk Rencana Tindak Lanjut untuk Prodiakon.
SPIRITUALITAS PRODIAKON
Apakah Spiritualitas
itu?
- Spiritualitas
telah banyak digunakan masyarakat (agama dan universal
- Spiritualitas
berkaitan dengan spirit, roh; spiritus (murni). So bukan agama dan bukan askese
atau laku tapa
- Spiritualitas
menunjuk sesuatu yang esensial dalam diri manusia; diluar fisik (pikiran,
perasaan, karakter)
- Spiritualitas
berhubungan dengan: sikap dasar, system nilai yang dianut, keseluruhan hidup
manusia
1 Timotius 3:8-13
3:8 Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang
lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah,
3:9 melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang
suci.
3:10 Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu
setelah ternyata mereka tak bercacat.
3:11 Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan
pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.
3:12 Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan
keluarganya dengan baik.
3:13 Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik
sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa
Orang yang
terhormat
(1 Timotius 3:8),
- orang
yang menghargai hal-hal rohani
- hidup
kerohaniannya tidak dangkal
- mempunyai
tujuan hidup yang sesuai dengan iman kristiani
- dapat
bersikap serius walaupun kadang kala bisa juga bersenda gurau
- bersikap
dewasa dan memiliki wibawa.
Pembicara yang
jujur
(1 Timotius 3:8)
- Perlu
memiliki kejujuran dalam berbicara, tidak terlalu mudah berjanji. Tetapi bila
ia berjanji, ia akan menepatinya.
- Harus
mempunyai prinsip: ya adalah ya, tidak adalah tidak. Bukan seorang yang
bercabang lidah atau plin-plan. Senang gosip, pembicaraan yang sia-sia, bohong,
fitnah, membuka rahasia pribadi orang tidak boleh melekat pada dirinya.
- Ia
hendaknya seorang yang tahu menyampaikan berita yang bermanfaat, bukan yang
sensasional. Hal ini perlu diperhatikan karena berita negatif dapat membuat
seseorang atau beberapa orang mendapat malu.
Bukan seorang
peminum
(1 Timotius 3:8)
- Cara
hidup seorang Prodiakon menjadi perhatian anggota jemaat. Bahkan mata semua
orang tertuju kepadanya. Sebab itu ia harus hidup bebas dari ekses-ekses yang
dapat menjatuhkan martabatnya di mata masyarakat luas.
- Salah
satunya adalah suka minuman keras. Ia harus menjauhkan diri dari mabuk-mabukan.
- Paulus
memberi nasehat, “Karena itu perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu
hidup, jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah
waktu yang ada, karena hari ini adalah jahat … Jangan kamu bodoh, tetapi
usahakanlah mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk anggur … tetapi
hendaklah kamu penuh dengan Roh” (Efesus 5:15-18).
Seorang
pengabdi yang setia
(1 Timotius 3:8)
- “Tidak
serakah”, itulah nasehat Paulus kepada Timotius tentang sikap seorang pengabdi
terhadap harta dan kedudukan.
- Keserakahan
selalu berhubungan dengan mementingkan diri sendiri. Tak pernah memikirkan
orang lain.
- Serakah
dapat mencakup dua bidang dalam pelayanan yaitu serakah terhadap harta benda
dan serakah terhadap kedudukan.
- Tentang
keserakahan terhadap harta, paulus menjelaskan bahwa seorang hamba Tuhan jangan
cinta akan uang, karena cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan (1
Timotius 3:6-10).
- Tentang
keserakahan terhadap kedudukan, Tuhan Yesus bersabda, “Barangsiapa meninggikan
diri, ia akan direndahkan” (Lukas 14:11). Karena seorang prodiakon adalah abdi
Tuhan, maka ia hendaknya rela dan ikhlas ditempatkan dimana saja yang
dikehendaki Tuhan.
- Sikapnya
terhadap uang dan kedudukan merupakan ukuran kesetiaan pengabdiannya kepada
Tuhan.
Menjadi
teladan dalam iman
(1 Timotius 3:3)
- Orang
yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang murni (1 Timotius 3:9).
Seorang prodiakon wajib menjadi teladan dalam kedewasaan iman, supaya dapat: “…
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
Tubuh Kristus, sampai kita semua mencapai kesatuan dan pengetahuan yang benar
tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran, oleh permainan palsu manusia
dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia.
Kristus …” (Efesus 4:12-15)
- Jadi
seorang Prodiakon memelihara rahasia iman bukan karena maksud-maksud tertentu,
seperti: ingin dihormati, ingin dipuji atau ingin menjadi orang terpandang,
melainkan bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus dan guna menguatkan serta mempererat
persekutuan umat beriman berdasarkan firman Allah.
Merupakan keluarga Kristen yang baik.
- Seorang
Prodiakon haruslah suami dari satu istri dan mengurus anak-anaknya dan
keluarganya dengan baik (1 Timotius 3:12). Ayat ini bukan suatu kebetulan
termuat dalam Alkitab, melainkan ayat ini merupakan bagian hidup yang banyak
mengundang pertanyaan dan diskusi dalam memilih calon Prodiakon. Kita coba
telusuri ayat ini lebih dalam dengan melihat dari: Hidup pernikahan seorang
Prodiakon.
- Ada
tiga alasan mengapa ayat ini diuliskan:
- Pertama, merupakan tuntutan agar Prodiakon
mengambil sikap dan menetapkan satu pandangan yang sehat tentang pernikahan dan
berumah tangga. Pada Gereja abad permulaan ada beberapa orang yang menolak
berumah tangga karena memandang perkawinan sebagai suatu kejahatan di mata
Allah (1 Timotius 4:3). Para Prodiakon diwajibkan menolak pandangan yang
demikian ini dengan jalan menerapkan dasar Alkitabiah dalam pernikahan mereka.
- Kedua, ayat ini menolak dengan tegas dasar
perkawinan para pemuja dewata yang bigami dan poligami. Di samping itu, segala
tindakan amoral, pergundikan, dan perceraian ditolak. Prodiakon harus menjadi
contoh dalam kesetiaan kepada istrinya.
- Ketiga, ayat ini juga mengingatkan tentang
ikatan perkawinan yang suci. Di dalam Injil Markus 10:2-12 dikatakan bahwa
ajaran Tuhan Yesus dengan jelas menolak keras perceraian. Bukan hanya
perceraian saja yang harus ditolak oleh Prodiakon, melainkan juga segala macam
hal yang dapat merongrong dan menghancurkan hidup pernikahannya. Dan pada
dasarnya seorang Prodiakon harus memiliki kestabilan dalam hidup berumah
tangga.
- Bapak yang mengurus anak-anaknya dengan
baik.
Selain sebagai seorang suami yang baik, Prodiakon adalah seorang bapak yang
mengasihi anak-anaknya, menyediakan apa yang mereka perlukan, memberikan
pendidikan dan disiplin yang selayaknya bagi anak-anak. Seorang Prodiakon harus
dapat memimpin anak-anak beriman kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga
“anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh
atau hidup tidak tertib” (Titus 1:6).
Orang yang terkenal baik
a.
Memiliki nama yang baik, dalam hubungan sehari-hari dengan orang lain,
prodiakon wajib memiliki nama yang baik. Tidak boleh ada kebiasaan buruk yang
dibiarkannya tinggal dalam dirinya. Segala hal yang dapat mencemarkan nama
baiknya harus dijauhi.
b.
Bukan orang yang baru bertobat, Rasul Paulus menjelaskan, “janganlah orang yang
baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong …” (1 Timotius 3:6). Seorang yang
akan menjadi Prodiakon wajib memiliki pengalaman hidup sebagai orang kristen
yang cukup. Hal ini dapat terlihat dari iman dan kesetiaannya kepada Allah
dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak ia memiliki pengalaman keselamatan,
kepastian tentang keselamatannya dan mempunyai pengalaman kemenangan terhadap
godaan atau cobaan hidup. Selain itu baik kalau dia sudah mengalami panas dan
dinginnya pelayanan, pasang surut imannya juga cara mengatasinya. Maka dengan
demikian ia telah membuktikan diri sebagai orang yang tahan uji dan teruji.
Orang yang
penuh dengan Roh
(Kisah Para Rasul 6:3)
- Hubungan dengan Tuhan adalah merupakan
faktor yang sangat penting dalam kehidupan Prodiakon Paroki. Keberhasilan
pelayanannya terletak pada kerelaannya dipimpin dan dibimbing oleh Roh Kudus,
ini berarti hanya bersandar pada Tuhan Yesus Kristus.
- Dan orang yang dipenuhi oleh Roh adalah
orang yang telah menobatkan Yesus sebagai Raja dalam hidupnya, sehingga ia
berani berkata seperti Paulus, “… Aku hidup, namun bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Galatia 2:20)
- Orang yang dipenuhi Roh akan menampilkan
buah Roh dalam hidupnya, Tuhan Yesus bersabda, “… setiap pohon yang baik
menghasilkan buah yang baik … dari buahnyalah kamu mengenali mereka” (Matius
7:7-20). “Adapun buah Roh adalah kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Galatia 5:22-23).
“Sebab itu … jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh” (Galatia 5:26).
Orang yang
penuh hikmat
(Kisah Para Rasul 6:3)
- Kata
“hikmat” dalam kamus umum Bahasa Indonesia artinya: kebijaksanaan atau
kepandaian untuk memutuskan masalah sehari-hari yang dihadapinya. Seorang
Prodiakon harus penuh hikmat, karena ia akan banyak berhadapan dengan
masalah-masalah harian yang perlu diselesaikan.
- Dan
sumber hikmat bagi anak-anak Tuhan adalah Allah sendiri, itulah sebabnya
Alkitab menasehati supaya “… apabila di antara kami ada yang kekurangan hikmat,
hendaklah ia meminta kepada Allah, hendaklah ia meminta dengan iman, dan
sama-sekali jangan bimbang sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut,
yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah
mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan” (Yakobus 1:5-7).
- Dan
sumber hikmat yang lain adalah dunia ini, hikmat ini dapat dipelajari, dicari
atau dibeli. Tetapi hikmat dunia tidak dapat mengerti kehendak Allah, bahkan
hikmat dunia merupakan kebodohan mengenai Allah (1 Korintus1:18-25). Hikmat dunia
menuju kepada sifat: iri, mementingkan diri dan menyombongkan diri (Yakobus
3:14-15).
- “Tetapi
hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah,
penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan yang
mengadakan damai” (Yakobus 3:17-18). Prodiakon perlu memahami hikmat dari atas,
memohon kepadanya yang memberi dengan tidak pernah mengungkit kembali.
Prodiakon memerlukan karunia hikmat demi pelayanan dalam membangun umat Allah
di bumi ini.
Orang yang
penuh iman
(Kisah Para Rasul 6:5)
Seorang Prodiakon diharuskan selalu
berharap kepada Tuhan dan tidak bersandar pada pengertiannya sendiri: ini
merupakan syarat yang wajib dipenuhi oleh Prodiakon. Karena pekerjaan yang
menanti para Prodiakon menuntut penyerahan kepada Tuhan. Dan liku-liku
pelayanan Prodiakon memang sebenarnya serba kompleks dan beraneka ragam. Kita
sadar akan keterbatasan kemampuan dan kelemahan kita, maka marilah dengan jujur
dan rendah hati kita akui bahwa banyak pelayanan dan persoalan gereja yang
tidak dapat kita atasi. Tetapi meskipun demikian kita tak perlu berkecil hati
sebab bukankah: “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya (Markus 9:23).
Karena itulah kita berpegang teguh pada Firman Tuhan Yesus ini: “… di luar Aku,
kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5). Maka ada suatu ungkapan yang
mengatakan TANPA TUHAN KITA LEMAH, DENGAN TUHAN KITA PERKASA.
In Te Confido
Dalam Alkitab 1 Timotius 3:13 berbunyi,
“Mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam
iman kepada Yesus Kristus mereka dapat bersaksi dengan leluasa”. Oleh karena
itulah kita sebagai Prodiakon perlu pasrah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Yesus Kristus, dan dengan semangat in Te Confide (pada-Mu aku percaya) kita
terima panggilan sebagai Prodiakon, dan dengan jiwa in Te Confide pula yang
disertai kerendahan dan kerelaan hati, kita jalankan tugas mulia ini dengan
sepenuh hati.
|